- حٰمۤ
- ١ۚ
Ḥā mīm.Ḥā Mīm.
- وَالْكِتٰبِ
- الْمُبِيْنِ
- ٢ۙ
Wal-kitābil-mubīn(i).Demi Kitab (Al-Qur’an) yang jelas,
- اِنَّا
- جَعَلْنٰهُ
- قُرْاٰنًا
- عَرَبِيًّا
- لَّعَلَّكُمْ
- ٣تَعْقِلُوْنَۚ
Innā ja'alnāhu qur'ānan 'arabiyyal la'allakum ta'qilūn(a).sesungguhnya Kami menjadikannya sebagai Al-Qur’an yang berbahasa Arab agar kamu mengerti
- وَاِنَّهٗ
- فِيْٓ
- اُمِّ
- الْكِتٰبِ
- لَدَيْنَا
- لَعَلِيٌّ
- حَكِيْمٌ
- ٤ۗ
Wa innahū fī ummil-kitābi ladainā la'aliyyun ḥakīm(un).dan sesungguhnya (Al-Qur’an) itu berada di dalam Ummul Kitāb (Lauhulmahfuz) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi, dan penuh hikmah.
- اَفَنَضْرِبُ
- عَنْكُمُ
- الذِّكْرَ
- صَفْحًا
- اَنْ
- كُنْتُمْ
- قَوْمًا
- ٥مُّسْرِفِيْنَ
Afa naḍribu 'ankumuż-żikra ṣafḥan an kuntum qaumam musrifīn(a).Apakah Kami akan menahan (turunnya) Al-Qur’an dan mengabaikanmu (hanya) karena kamu kaum yang melampaui batas?
- وَكَمْ
- اَرْسَلْنَا
- مِنْ
- نَّبِيٍّ
- فِى
- ٦الْاَوَّلِيْنَ
Wa kam arsalnā min nabiyyin fil-awwalīn(a).Betapa banyak nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.
- وَمَا
- يَأْتِيْهِمْ
- مِّنْ
- نَّبِيٍّ
- اِلَّا
- كَانُوْا
- بِهٖ
- ٧يَسْتَهْزِءُوْنَ
Wa mā ya'tīhim min nabiyyin illā kānū bihī yastahzi'ūn(a).Setiap kali seorang nabi datang kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
- فَاَهْلَكْنَآ
- اَشَدَّ
- مِنْهُمْ
- بَطْشًا
- وَّمَضٰى
- مَثَلُ
- ٨الْاَوَّلِيْنَ
Fa ahlaknā asyadda minhum baṭsyaw wa maḍā maṡalul-awwalīn(a).Oleh karena itu, Kami membinasakan orang-orang yang lebih kuat dari mereka (kaum musyrik Quraisy) dan telah berlalu contoh (kehancuran) umat-umat terdahulu.
- وَلَىِٕنْ
- سَاَلْتَهُمْ
- مَّنْ
- خَلَقَ
- السَّمٰوٰتِ
- وَالْاَرْضَ
- لَيَقُوْلُنَّ
- خَلَقَهُنَّ
- الْعَزِيْزُ
- ٩الْعَلِيْمُۙ
Wa la'in sa'altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqūlunna khalaqahunnal-'azīzul-'alīm(u).Jika kamu menanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi,” pastilah mereka akan menjawab, “Yang menciptakannya adalah Zat Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
- الَّذِيْ
- جَعَلَ
- لَكُمُ
- الْاَرْضَ
- مَهْدًا
- وَّجَعَلَ
- لَكُمْ
- فِيْهَا
- سُبُلًا
- لَّعَلَّكُمْ
- تَهْتَدُوْنَ
- ١٠ۚ
Allażī ja'ala lakumul-arḍa mahdaw wa ja'ala lakum fīhā subulal la'allakum tahtadūn(a).(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai tempat menetap bagimu dan menjadikan jalan-jalan di atasnya untukmu agar kamu mendapat petunjuk.
- وَالَّذِيْ
- نَزَّلَ
- مِنَ
- السَّمَاۤءِ
- مَاۤءًۢ
- بِقَدَرٍۚ
- فَاَنْشَرْنَا
- بِهٖ
- بَلْدَةً
- مَّيْتًا
- ۚ
- كَذٰلِكَ
- ١١تُخْرَجُوْنَ
Wal-lażī nazzala minas-samā'i mā'am biqadar(in), fa'ansyarnā bihī baldatam maitā(n), każālika tukhrajūn(a).Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
- وَالَّذِيْ
- خَلَقَ
- الْاَزْوَاجَ
- كُلَّهَا
- وَجَعَلَ
- لَكُمْ
- مِّنَ
- الْفُلْكِ
- وَالْاَنْعَامِ
- مَا
- ١٢تَرْكَبُوْنَۙ
Wal-lażī khalaqal-azwāja kullahā wa ja'ala lakum minal-fulki wal-an'āmi mā tarkabūn(a).(Dialah) yang menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan dan menjadikan kapal laut untukmu serta hewan ternak untuk kamu tunggangi
- لِتَسْتَوٗا
- عَلٰى
- ظُهُوْرِهٖ
- ثُمَّ
- تَذْكُرُوْا
- نِعْمَةَ
- رَبِّكُمْ
- اِذَا
- اسْتَوَيْتُمْ
- عَلَيْهِ
- وَتَقُوْلُوْا
- سُبْحٰنَ
- الَّذِيْ
- سَخَّرَ
- لَنَا
- هٰذَا
- وَمَا
- كُنَّا
- لَهٗ
- ١٣مُقْرِنِيْنَۙ
Litastawū 'alā ẓuhūrihī ṡumma tażkurū ni'mata rabbikum iżastawaitum 'alaihi wa taqūlū subḥānal-lażī sakhkhara lanā hāżā wa mā kunnā lahū muqrinīn(a).agar kamu dapat duduk di atas punggungnya. Kemudian jika kamu sudah duduk (di atas punggung)-nya, kamu akan mengingat nikmat Tuhanmu dan mengucapkan, “Maha Suci Zat yang telah menundukkan (semua) ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.
- وَاِنَّآ
- اِلٰى
- رَبِّنَا
- ١٤لَمُنْقَلِبُوْنَ
Wa innā ilā rabbinā lamunqalibūn(a).Sesungguhnya kami pasti akan kembali kepada Tuhan kami.”
- وَجَعَلُوْا
- لَهٗ
- مِنْ
- عِبَادِهٖ
- جُزْءًا
- ۗاِنَّ
- الْاِنْسَانَ
- لَكَفُوْرٌ
- مُّبِيْنٌ
- ۗ
- ١٥ࣖ
Wa ja'alū lahū min 'ibādihī juz'ā(n), innal-insāna lakafūrum mubīn(un).Mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya.676) Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar (nikmat Tuhan) yang nyata.
- اَمِ
- اتَّخَذَ
- مِمَّا
- يَخْلُقُ
- بَنٰتٍ
- وَّاَصْفٰىكُمْ
- بِالْبَنِيْنَ
- ١٦ۗ
Amittakhażū mimmā yakhluqu banātiw wa aṣfākum bil-banīn(a).Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari sebagian yang telah Dia ciptakan dan memilihkan anak laki-laki untukmu?
- وَاِذَا
- بُشِّرَ
- اَحَدُهُمْ
- بِمَا
- ضَرَبَ
- لِلرَّحْمٰنِ
- مَثَلًا
- ظَلَّ
- وَجْهُهٗ
- مُسْوَدًّا
- وَّهُوَ
- ١٧كَظِيْمٌ
Wa iżā busysyira aḥaduhum bimā ḍaraba lir-raḥmāni maṡalan ẓalla wajhuhū muswaddaw wa huwa kaẓīm(un).Apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira tentang sesuatu (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi (Allah) Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya merah padam karena menahan sedih (dan marah).
- اَوَمَنْ
- يُّنَشَّؤُا
- فِى
- الْحِلْيَةِ
- وَهُوَ
- فِى
- الْخِصَامِ
- غَيْرُ
- ١٨مُبِيْنٍ
Awamay yunasysya'u fil-ḥilyati wa huwa fil-khiṣāmi gairu mubīn(in).Apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang tumbuh dan berkembang (dengan tabiat) selalu berhias diri, sedangkan dia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran.677)
- وَجَعَلُوا
- الْمَلٰۤىِٕكَةَ
- الَّذِيْنَ
- هُمْ
- عِبٰدُ
- الرَّحْمٰنِ
- اِنَاثًا
- ۗ
- اَشَهِدُوْا
- خَلْقَهُمْ
- ۗسَتُكْتَبُ
- شَهَادَتُهُمْ
- ١٩وَيُسْـَٔلُوْنَ
Wa ja'alul-malā'ikatal-lażīna hum 'ibādur raḥmāni ināṡā(n), asyahidū khalqahum, satuktabu syahādatuhum wa yus'alūn(a).Mereka menganggap para malaikat, hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu, berjenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaannya? Kelak kesaksian (yang mereka karang sendiri itu) akan dituliskan dan akan dimintakan pertanggungjawaban.
- وَقَالُوْا
- لَوْ
- شَاۤءَ
- الرَّحْمٰنُ
- مَا
- عَبَدْنٰهُمْ
- ۗمَا
- لَهُمْ
- بِذٰلِكَ
- مِنْ
- عِلْمٍ
- اِنْ
- هُمْ
- اِلَّا
- ٢٠يَخْرُصُوْنَۗ
Wa qālū lau syā'ar-raḥmānu mā 'abadnāhum, mā lahum biżālika min 'ilm(in), in hum illā yakhruṣūn(a).Mereka berkata, “Sekiranya (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).” Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang itu. Mereka hanyalah menduga-duga belaka.