- يٰٓاَيُّهَا
- النَّاسُ
- اتَّقُوْا
- رَبَّكُمُ
- الَّذِيْ
- خَلَقَكُمْ
- مِّنْ
- نَّفْسٍ
- وَّاحِدَةٍ
- وَّخَلَقَ
- مِنْهَا
- زَوْجَهَا
- وَبَثَّ
- مِنْهُمَا
- رِجَالًا
- كَثِيْرًا
- وَّنِسَاۤءً
- ۚ
- وَاتَّقُوا
- اللّٰهَ
- الَّذِيْ
- تَسَاۤءَلُوْنَ
- بِهٖ
- وَالْاَرْحَامَ
- ۗ
- اِنَّ
- اللّٰهَ
- كَانَ
- عَلَيْكُمْ
- ١رَقِيْبًا
Yā ayyuhan-nāsuttaqū rabbakumul-lażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa khalaqa minhā zaujahā wa baṡṡa minhumā rijālan kaṡīraw wa nisā'ā(n), wattaqullāhal-lażī tasā'alūna bihī wal-arḥām(a), innallāha kāna 'alaikum raqībā(n).Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.143) Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
- وَاٰتُوا
- الْيَتٰمٰىٓ
- اَمْوَالَهُمْ
- وَلَا
- تَتَبَدَّلُوا
- الْخَبِيْثَ
- بِالطَّيِّبِ
- ۖ
- وَلَا
- تَأْكُلُوْٓا
- اَمْوَالَهُمْ
- اِلٰٓى
- اَمْوَالِكُمْ
- ۗ
- اِنَّهٗ
- كَانَ
- حُوْبًا
- ٢كَبِيْرًا
Wa ātul-yatāmā amwālahum wa lā tatabaddalul-khabīṡa biṭ-ṭayyib(i), wa lā ta'kulū amwālahum ilā amwālikum, innahū kāna ḥūban kabīrā(n).Berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka. Janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya (tindakan menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar.
- وَاِنْ
- خِفْتُمْ
- اَلَّا
- تُقْسِطُوْا
- فِى
- الْيَتٰمٰى
- فَانْكِحُوْا
- مَا
- طَابَ
- لَكُمْ
- مِّنَ
- النِّسَاۤءِ
- مَثْنٰى
- وَثُلٰثَ
- وَرُبٰعَ
- ۚ
- فَاِنْ
- خِفْتُمْ
- اَلَّا
- تَعْدِلُوْا
- فَوَاحِدَةً
- اَوْ
- مَا
- مَلَكَتْ
- اَيْمَانُكُمْ
- ۗ
- ذٰلِكَ
- اَدْنٰٓى
- اَلَّا
- ٣تَعُوْلُوْاۗ
Wa in khiftum allā tuqsiṭū fil-yatāmā fankiḥū mā ṭāba lakum minan-nisā'i maṡnā wa ṡulāṡa wa rubā'(a), fa in khiftum allā ta'dilū fa wāḥidatan au mā malakat aimānukum, żālika adnā allā ta'ūlū.Jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Akan tetapi, jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk tidak berbuat zalim.
- وَاٰتُوا
- النِّسَاۤءَ
- صَدُقٰتِهِنَّ
- نِحْلَةً
- ۗ
- فَاِنْ
- طِبْنَ
- لَكُمْ
- عَنْ
- شَيْءٍ
- مِّنْهُ
- نَفْسًا
- فَكُلُوْهُ
- هَنِيْۤـًٔا
- ٤مَّرِيْۤـًٔا
Wa ātun-nisā'a ṣaduqātihinna niḥlah(tan), fa in ṭibna lakum 'an syai'im minhu nafsan fa kulūhu hanī'am marī'ā(n).Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (mahar) itu dengan senang hati, terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati.
- وَلَا
- تُؤْتُوا
- السُّفَهَاۤءَ
- اَمْوَالَكُمُ
- الَّتِيْ
- جَعَلَ
- اللّٰهُ
- لَكُمْ
- قِيٰمًا
- وَّارْزُقُوْهُمْ
- فِيْهَا
- وَاكْسُوْهُمْ
- وَقُوْلُوْا
- لَهُمْ
- قَوْلًا
- ٥مَّعْرُوْفًا
Wa lā tu'tus-sufahā'a amwālakumul-latī ja'alallāhu lakum qiyāmaw warzuqūhum fīhā waksūhum wa qūlū lahum qaulam ma'rūfā(n).Janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaan)-mu yang Allah jadikan sebagai pokok kehidupanmu. Berilah mereka belanja dan pakaian dari (hasil harta) itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
- وَابْتَلُوا
- الْيَتٰمٰى
- حَتّٰىٓ
- اِذَا
- بَلَغُوا
- النِّكَاحَۚ
- فَاِنْ
- اٰنَسْتُمْ
- مِّنْهُمْ
- رُشْدًا
- فَادْفَعُوْٓا
- اِلَيْهِمْ
- اَمْوَالَهُمْ
- ۚ
- وَلَا
- تَأْكُلُوْهَآ
- اِسْرَافًا
- وَّبِدَارًا
- اَنْ
- يَّكْبَرُوْا
- ۗ
- وَمَنْ
- كَانَ
- غَنِيًّا
- فَلْيَسْتَعْفِفْ
- ۚ
- وَمَنْ
- كَانَ
- فَقِيْرًا
- فَلْيَأْكُلْ
- بِالْمَعْرُوْفِ
- ۗ
- فَاِذَا
- دَفَعْتُمْ
- اِلَيْهِمْ
- اَمْوَالَهُمْ
- فَاَشْهِدُوْا
- عَلَيْهِمْ
- ۗ
- وَكَفٰى
- بِاللّٰهِ
- ٦حَسِيْبًا
Wabtalul-yatāmā ḥattā iżā balagun-nikāḥ(a), fa in ānastum minhum rusydan fadfa'ū ilaihim amwālahum, wa lā ta'kulūhā isrāfaw wa bidāran ay yakbarū, wa man kāna ganiyyan falyasta'fif, wa man kāna faqīran falya'kul bil-ma'rūf(i), fa iżā dafa'tum ilaihim amwālahum fa asyhidū 'alaihim, wa kafā billāhi ḥasībā(n).Ujilah anak-anak yatim itu (dalam hal mengatur harta) sampai ketika mereka cukup umur untuk menikah. Lalu, jika menurut penilaianmu mereka telah pandai (mengatur harta), serahkanlah kepada mereka hartanya. Janganlah kamu memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (menghabiskannya) sebelum mereka dewasa. Siapa saja (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan siapa saja yang fakir, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang baik. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Cukuplah Allah sebagai pengawas.
- لِلرِّجَالِ
- نَصِيْبٌ
- مِّمَّا
- تَرَكَ
- الْوَالِدٰنِ
- وَالْاَقْرَبُوْنَۖ
- وَلِلنِّسَاۤءِ
- نَصِيْبٌ
- مِّمَّا
- تَرَكَ
- الْوَالِدٰنِ
- وَالْاَقْرَبُوْنَ
- مِمَّا
- قَلَّ
- مِنْهُ
- اَوْ
- كَثُرَ
- ۗ
- نَصِيْبًا
- ٧مَّفْرُوْضًا
Lir-rijāli naṣībum mimmā tarakal-wālidāni wal-aqrabūn(a), wa lin-nisā'i naṣībum mimmā tarakal-wālidāni wal-aqrabūna mimmā qalla minhu au kaṡur(a), naṣībam mafrūḍā(n).Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak, menurut bagian yang telah ditetapkan.
- وَاِذَا
- حَضَرَ
- الْقِسْمَةَ
- اُولُوا
- الْقُرْبٰى
- وَالْيَتٰمٰى
- وَالْمَسٰكِيْنُ
- فَارْزُقُوْهُمْ
- مِّنْهُ
- وَقُوْلُوْا
- لَهُمْ
- قَوْلًا
- ٨مَّعْرُوْفًا
Wa iżā ḥaḍaral-qismata ulul-qurbā wal-yatāmā wal-masākīnu farzuqūhum minhu wa qūlū lahum qaulam ma'rūfā(n).Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat,144) anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu145) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
- وَلْيَخْشَ
- الَّذِيْنَ
- لَوْ
- تَرَكُوْا
- مِنْ
- خَلْفِهِمْ
- ذُرِّيَّةً
- ضِعٰفًا
- خَافُوْا
- عَلَيْهِمْۖ
- فَلْيَتَّقُوا
- اللّٰهَ
- وَلْيَقُوْلُوْا
- قَوْلًا
- ٩سَدِيْدًا
Walyakhsyal-lażīna lau tarakū min khalfihim żurriyyatan ḍi'āfan khāfū 'alaihim, falyattaqullāha walyaqūlū qaulan sadīdā(n).Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).
- اِنَّ
- الَّذِيْنَ
- يَأْكُلُوْنَ
- اَمْوَالَ
- الْيَتٰمٰى
- ظُلْمًا
- اِنَّمَا
- يَأْكُلُوْنَ
- فِيْ
- بُطُوْنِهِمْ
- نَارًا
- ۗ
- وَسَيَصْلَوْنَ
- سَعِيْرًا
- ١٠ࣖ
Innal-lażīna ya'kulūna amwālal-yatāmā ẓulman innamā ya'kulūna fī buṭūnihim nārā(n), wa sayaṣlauna sa'īrā(n).Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
- يُوْصِيْكُمُ
- اللّٰهُ
- فِيْٓ
- اَوْلَادِكُمْ
- لِلذَّكَرِ
- مِثْلُ
- حَظِّ
- الْاُنْثَيَيْنِ
- ۚ
- فَاِنْ
- كُنَّ
- نِسَاۤءً
- فَوْقَ
- اثْنَتَيْنِ
- فَلَهُنَّ
- ثُلُثَا
- مَا
- تَرَكَ
- ۚ
- وَاِنْ
- كَانَتْ
- وَاحِدَةً
- فَلَهَا
- النِّصْفُ
- ۗ
- وَلِاَبَوَيْهِ
- لِكُلِّ
- وَاحِدٍ
- مِّنْهُمَا
- السُّدُسُ
- مِمَّا
- تَرَكَ
- اِنْ
- كَانَ
- لَهٗ
- وَلَدٌ
- ۚ
- فَاِنْ
- لَّمْ
- يَكُنْ
- لَّهٗ
- وَلَدٌ
- وَّوَرِثَهٗٓ
- اَبَوٰهُ
- فَلِاُمِّهِ
- الثُّلُثُ
- ۚ
- فَاِنْ
- كَانَ
- لَهٗٓ
- اِخْوَةٌ
- فَلِاُمِّهِ
- السُّدُسُ
- مِنْۢ
- بَعْدِ
- وَصِيَّةٍ
- يُّوْصِيْ
- بِهَآ
- اَوْ
- دَيْنٍ
- ۗ
- اٰبَاۤؤُكُمْ
- وَاَبْنَاۤؤُكُمْۚ
- لَا
- تَدْرُوْنَ
- اَيُّهُمْ
- اَقْرَبُ
- لَكُمْ
- نَفْعًا
- ۗ
- فَرِيْضَةً
- مِّنَ
- اللّٰهِ
- ۗ
- اِنَّ
- اللّٰهَ
- كَانَ
- عَلِيْمًا
- ١١حَكِيْمًا
Yūṣīkumullāhu fī aulādikum liż-żakari miṡlu ḥaẓẓil-unṡayain(i), fa in kunna nisā'an fauqaṡnataini fa lahunna ṡuluṡā mā tarak(a), wa in kānat wāḥidatan fa lahan-niṣf(u), wa li abawaihi likulli wāḥidim minhumas-sudusu mimmā taraka in kāna lahū walad(un), fa illam yakul lahū waladuw wa wariṡahū abawāhu fa li'ummihiṡ-ṡuluṡ(u), fa in kāna lahū ikhwatun fa li'ummihis-sudusu mim ba'di waṣiyyatiy yūṣī bihā au dain(in), ābā'ukum wa abnā'ukum, lā tadrūna ayyuhum aqrabu lakum naf'ā(n), farīḍatam minallāh(i), innallāha kāna 'alīman ḥakīmā(n).Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.146) Jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Untuk kedua orang tua, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, ibunya mendapat seperenam. (Warisan tersebut dibagi) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan dilunasi) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
- ۞
- وَلَكُمْ
- نِصْفُ
- مَا
- تَرَكَ
- اَزْوَاجُكُمْ
- اِنْ
- لَّمْ
- يَكُنْ
- لَّهُنَّ
- وَلَدٌ
- ۚ
- فَاِنْ
- كَانَ
- لَهُنَّ
- وَلَدٌ
- فَلَكُمُ
- الرُّبُعُ
- مِمَّا
- تَرَكْنَ
- مِنْۢ
- بَعْدِ
- وَصِيَّةٍ
- يُّوْصِيْنَ
- بِهَآ
- اَوْ
- دَيْنٍ
- ۗ
- وَلَهُنَّ
- الرُّبُعُ
- مِمَّا
- تَرَكْتُمْ
- اِنْ
- لَّمْ
- يَكُنْ
- لَّكُمْ
- وَلَدٌ
- ۚ
- فَاِنْ
- كَانَ
- لَكُمْ
- وَلَدٌ
- فَلَهُنَّ
- الثُّمُنُ
- مِمَّا
- تَرَكْتُمْ
- مِّنْۢ
- بَعْدِ
- وَصِيَّةٍ
- تُوْصُوْنَ
- بِهَآ
- اَوْ
- دَيْنٍ
- ۗ
- وَاِنْ
- كَانَ
- رَجُلٌ
- يُّوْرَثُ
- كَلٰلَةً
- اَوِ
- امْرَاَةٌ
- وَّلَهٗٓ
- اَخٌ
- اَوْ
- اُخْتٌ
- فَلِكُلِّ
- وَاحِدٍ
- مِّنْهُمَا
- السُّدُسُۚ
- فَاِنْ
- كَانُوْٓا
- اَكْثَرَ
- مِنْ
- ذٰلِكَ
- فَهُمْ
- شُرَكَاۤءُ
- فِى
- الثُّلُثِ
- مِنْۢ
- بَعْدِ
- وَصِيَّةٍ
- يُّوْصٰى
- بِهَآ
- اَوْ
- دَيْنٍۙ
- غَيْرَ
- مُضَاۤرٍّ
- ۚ
- وَصِيَّةً
- مِّنَ
- اللّٰهِ
- ۗ
- وَاللّٰهُ
- عَلِيْمٌ
- ١٢حَلِيْمٌۗ
Wa lakum niṣfu mā taraka azwājukum illam yakul lahunna walad(un), fa in kāna lahunna waladun fa lakumur-rubu'u mimmā tarakna mim ba'di waṣiyyatiy yūṣīna bihā au dain(in), wa lahunnar-rubu'u mimmā taraktum illam yakul lakum walad(un), fa in kāna lakum waladun fa lahunnaṡ-ṡumunu mimmā taraktum mim ba'di waṣiyyatiy tūṣūna bihā au dain(in), wa in kāna rajuluy yūraṡu kalālatan awimra'atuw wa lahū akhun au ukhtun fa likulli wāḥidatim minhumas-sudus(u), fa in kānū akṡara min żālika fa hum syurakā'u fiṡ-ṡuluṡi mim ba'di waṣiyyatiy yūṣā bihā au dain(in), gaira muḍārr(in), waṣiyyatam minallāh(i), wallāhu 'alīmun ḥalīm(un).Bagimu (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) utangnya. Bagi mereka (para istri) seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, bagi mereka (para istri) seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, meninggal dunia tanpa meninggalkan ayah dan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Akan tetapi, jika mereka (saudara-saudara seibu itu) lebih dari seorang, mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak menyusahkan (ahli waris).147) Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
- تِلْكَ
- حُدُوْدُ
- اللّٰهِ
- ۗ
- وَمَنْ
- يُّطِعِ
- اللّٰهَ
- وَرَسُوْلَهٗ
- يُدْخِلْهُ
- جَنّٰتٍ
- تَجْرِيْ
- مِنْ
- تَحْتِهَا
- الْاَنْهٰرُ
- خٰلِدِيْنَ
- فِيْهَا
- ۗ
- وَذٰلِكَ
- الْفَوْزُ
- ١٣الْعَظِيْمُ
Tilka ḥudūdullāh(i), wa may yuṭi'illāha wa rasūlahū yudkhilhu jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā, wa żālikal-fauzul-'aẓīm(u).Itu adalah batas-batas (ketentuan) Allah. Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Mereka) kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.
- وَمَنْ
- يَّعْصِ
- اللّٰهَ
- وَرَسُوْلَهٗ
- وَيَتَعَدَّ
- حُدُوْدَهٗ
- يُدْخِلْهُ
- نَارًا
- خَالِدًا
- فِيْهَاۖ
- وَلَهٗ
- عَذَابٌ
- مُّهِيْنٌ
- ١٤ࣖ
Wa may ya'ṣillāha wa rasūlahū wa yata'adda ḥudūdahū yudkhilhu nāran khālidan fīhā, wa lahū 'ażābum muhīn(un).Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka. (Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan.
- وَالّٰتِيْ
- يَأْتِيْنَ
- الْفَاحِشَةَ
- مِنْ
- نِّسَاۤىِٕكُمْ
- فَاسْتَشْهِدُوْا
- عَلَيْهِنَّ
- اَرْبَعَةً
- مِّنْكُمْ
- ۚ
- فَاِنْ
- شَهِدُوْا
- فَاَمْسِكُوْهُنَّ
- فِى
- الْبُيُوْتِ
- حَتّٰى
- يَتَوَفّٰىهُنَّ
- الْمَوْتُ
- اَوْ
- يَجْعَلَ
- اللّٰهُ
- لَهُنَّ
- ١٥سَبِيْلًا
Wal-lātī ya'tīnal-fāḥisyata min nisā'ikum fastasyhidū 'alaihinna arba'atam minkum, fa in syahidū fa amsikūhunna fil-buyūti ḥattā yatawaffāhunnal-mautu au yaj'alallāhu lahunna sabīlā(n).Para wanita yang melakukan perbuatan keji148) di antara wanita-wanita kamu, maka mintalah kesaksian atas (perbuatan keji)-nya dari empat orang di antara kamu. Apabila mereka telah memberikan kesaksian, tahanlah mereka (para wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajal atau sampai Allah memberi jalan (yang lain) kepadanya.149)
- وَالَّذٰنِ
- يَأْتِيٰنِهَا
- مِنْكُمْ
- فَاٰذُوْهُمَا
- ۚ
- فَاِنْ
- تَابَا
- وَاَصْلَحَا
- فَاَعْرِضُوْا
- عَنْهُمَا
- ۗ
- اِنَّ
- اللّٰهَ
- كَانَ
- تَوَّابًا
- ١٦رَّحِيْمًا
Wal-lażāni ya'tiyānihā minkum fa āżūhumā, fa in tābā wa aṣlaḥā fa a'riḍū 'anhumā, innallāha kāna tawwābar raḥīmā(n).(Jika ada) dua orang di antara kamu yang melakukannya (perbuatan keji), berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya bertobat dan memperbaiki diri, biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
- اِنَّمَا
- التَّوْبَةُ
- عَلَى
- اللّٰهِ
- لِلَّذِيْنَ
- يَعْمَلُوْنَ
- السُّوْۤءَ
- بِجَهَالَةٍ
- ثُمَّ
- يَتُوْبُوْنَ
- مِنْ
- قَرِيْبٍ
- فَاُولٰۤىِٕكَ
- يَتُوْبُ
- اللّٰهُ
- عَلَيْهِمْ
- ۗ
- وَكَانَ
- اللّٰهُ
- عَلِيْمًا
- ١٧حَكِيْمًا
Innamat-taubatu 'alallāhi lil-lażīna ya'malūnas-sū'a bijahālatin ṡumma yatūbūna min qarībin fa ulā'ika yatūbullāhu 'alaihim, wa kānallāhu 'alīman ḥakīmā(n).Sesungguhnya tobat yang pasti diterima Allah itu hanya bagi mereka yang melakukan keburukan karena kebodohan, kemudian mereka segera bertobat. Merekalah yang Allah terima tobatnya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
- وَلَيْسَتِ
- التَّوْبَةُ
- لِلَّذِيْنَ
- يَعْمَلُوْنَ
- السَّيِّاٰتِۚ
- حَتّٰىٓ
- اِذَا
- حَضَرَ
- اَحَدَهُمُ
- الْمَوْتُ
- قَالَ
- اِنِّيْ
- تُبْتُ
- الْـٰٔنَ
- وَلَا
- الَّذِيْنَ
- يَمُوْتُوْنَ
- وَهُمْ
- كُفَّارٌ
- ۗ
- اُولٰۤىِٕكَ
- اَعْتَدْنَا
- لَهُمْ
- عَذَابًا
- ١٨اَلِيْمًا
Wa laisatit-taubatu lil-lażīna ya'malūnas-sayyi'āt(i), ḥattā iżā ḥaḍara aḥadahumul-mautu qāla innī tubtul-āna wa lal-lażīna yamūtūna wa hum kuffār(un), ulā'ika a'tadnā lahum 'ażāban alīmā(n).Tidaklah tobat itu (diterima Allah) bagi orang-orang yang melakukan keburukan sehingga apabila datang ajal kepada seorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” Tidak (pula) bagi orang-orang yang meninggal dunia, sementara mereka di dalam kekufuran. Telah Kami sediakan azab yang sangat pedih bagi mereka.
- يٰٓاَيُّهَا
- الَّذِيْنَ
- اٰمَنُوْا
- لَا
- يَحِلُّ
- لَكُمْ
- اَنْ
- تَرِثُوا
- النِّسَاۤءَ
- كَرْهًا
- ۗ
- وَلَا
- تَعْضُلُوْهُنَّ
- لِتَذْهَبُوْا
- بِبَعْضِ
- مَآ
- اٰتَيْتُمُوْهُنَّ
- اِلَّآ
- اَنْ
- يَّأْتِيْنَ
- بِفَاحِشَةٍ
- مُّبَيِّنَةٍ
- ۚ
- وَعَاشِرُوْهُنَّ
- بِالْمَعْرُوْفِ
- ۚ
- فَاِنْ
- كَرِهْتُمُوْهُنَّ
- فَعَسٰٓى
- اَنْ
- تَكْرَهُوْا
- شَيْـًٔا
- وَّيَجْعَلَ
- اللّٰهُ
- فِيْهِ
- خَيْرًا
- ١٩كَثِيْرًا
Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā yaḥillu lakum an tariṡun-nisā'a karhā(n), wa lā ta'ḍulūhunna litażhabū biba'ḍi mā ātaitumūhunna illā ay ya'tīna bifāḥisyatim mubayyinah(tin), wa 'āsyirūhunna bil-ma'rūf(i), fa in karihtumūhunna fa 'asā an takrahū syai'aw wa yaj'alallāhu fīhi khairan kaṡīrā(n).Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa.150) Janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya.
- وَاِنْ
- اَرَدْتُّمُ
- اسْتِبْدَالَ
- زَوْجٍ
- مَّكَانَ
- زَوْجٍۙ
- وَّاٰتَيْتُمْ
- اِحْدٰىهُنَّ
- قِنْطَارًا
- فَلَا
- تَأْخُذُوْا
- مِنْهُ
- شَيْـًٔا
- ۗ
- اَتَأْخُذُوْنَهٗ
- بُهْتَانًا
- وَّاِثْمًا
- ٢٠مُّبِيْنًا
Wa in arattumustibdāla zaujim makāna zauj(in), wa ātaitum iḥdāhunna qinṭāran falā ta'khużū minhu syai'ā(n), ata'khużūnahū buhtānaw wa iṡmam mubīnā(n).Jika kamu ingin mengganti istri dengan istri yang lain, sedangkan kamu telah memberikan kepada salah seorang di antara mereka harta yang banyak (sebagai mahar), janganlah kamu mengambilnya kembali sedikit pun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan cara dusta dan dosa yang nyata?